"Apakah pantas seseorang itu dikatakan berakal, jika dia menjual Surga dengan syahwat yang sesaat?"

Social Icons

"Demi Allah! Eksistensi seorang Pemuda ditentukan oleh Ilmu dan Taqwanya, jika dua hal ini tidak ada, maka sejatinya dia bukanlah pemuda!"
Al-Imam Asy-Syafi'i -rahimahullah-

Pages

Monday, 30 December 2013

ADAB MENGHADIRI MAJELIS



ADAB MENGHADIRI MAJELIS
Majelis ilmu adalah salah satu taman Surga. Malaikatpun mendo’akan orang-orang yang ada di dalamnya. Malah Allah mengampuni siapapun yang ada di dalam majelis tersebut. Untuk itu perlu diperhatikan beberapa adab yang berkenaan dengan Majelis Ilmu.
1.      Menghadiri majelis dengan niat semata-mata karena Allah Ta’ala.
2.      Seorang yang akan menghadiri majelis ilmu seyogyanya memperbagus penampilannya. Memakai pakaian yang baik, merapikan rambut & jenggot, memakai minyak wangi, dan hal lainnya yang mencerminkan dia siap menghadiri majelis.
3.      Berjalan dengan tenang dan mengucapkan salam kepada orang yang ditemuinya.
4.      Jika tempat halaqahnya di masjid, maka hendaklah ia shalat dua raka’at sebelum duduk.
5.      Duduk dekat dengan Ustadz dan tidak mengangkat suara di sisinya serta perbuatan lain yang dapat mengganggunya saat menyampaikan ilmu.
6.      Tidak melangkahi pundak jama’ah, tetapi bersedia duduk di tempat yang lapang bagi dia.
7.      Tidak membangunkan orang yang sudah duduk di tempatnya sendiri, tidak duduk di tengah-tengah majelis dan tidak duduk di antara dua orang teman, kecuali mereka mengizinkan.
8.      Mengucapkan kata-kata yang baik saat serta akhlaq yang mulia berbicara dengan teman-temannya.
9.      Seorang Ustadz membuka pelajaranya dengan hamdalah dan Shalawat kepada nabi s .
10.  Berdo’a bagi Ustadz-nya agar diberi rahmat dan berkah, menolak gibah pada majelis yang terjadi pada gurunya sebatas kemampuan, namun jika tidak mampu maka hendaklah dia meninggalkan majelis itu.
11.  Hendaklah seorang Ustadz menerangkan makna kata yang belum jelas atau asing, serta tidak menerangkan sesuatu yang tidak mampu ditangkap oleh kemampuan pendengar.
12.  Seorang Ustadz dituntut untuk tidak membosankan orang yang hadir di dalam majelisnya dan tidak menghardik mereka.
13.  Tidak mengapa bagi seorang Ustadz menutup majelisnya dengan cerita-cerita yang lucu dan aneh, Ali bin Abi Thalib d berkata : “Sesungguhnya hati ini bisa bosan sebagaimana badan bisa bosan; maka hiburlah ia dengan cerita-cerita lucu & hikmah”. ‘Aisyah g berkata kepada Lubaid bin Umair d, “Janganlah membuat orang menjadi bosan & putus asa. Az-Zuhri jika ditanya tentang hadits dia menjawab: “Selingi & barengilah pelajaran hadits dengan yang lainnya sehingga jiwa terbuka.” Ibnu Mas’ud d berkata: “Hiburlah hati, sebab hati yang benci akan menjadi buta”. (Al-Adab Asy-Syar’iyyah, Ibnu Muflih 2/102)
14.  Tidak memutus pembicaraa Ustadz saat menjelaskan.
15.  Seorang Ustadz dituntut untuk mendorong para muridnya agar selalu ikhlash, bersungguh-sungguh, berbuat baik saat pembelajaran berlangsung dan menampakkan akhlaq yang mulia. Ibnu Mas’ud d berkata: “Aku bersaksi kepada Allah, jangan sampai orang yang memutuskan silaturrahmi hadir bersama kita, sebab kita ingin berdo’a dan ingin dikabulkan permohonan tersebut.
16.  Mengusir murid yang sesat dan perusak dari halaqah untuk memperkuat solidaritas di dalam majelis tersebut, membongkar dan menolak fitnah serta kejahatannya, seperti diusirnya Wasil bin Atho’.
17.  Jika seorang siswa tidak menghormati pelajaran maka keberadaannya tidak memberikan manfaat.
Demikianlah beberapa adab dalam majelis yang perlu diperhatikan. Semoga kita diberi kemudahaan untuk mengamalkannya.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad s, keluarga dan para sahabatnya.
------------------------------
(Diringkas dari Kitab Adab al-‘Alim wa at-Muta’allim Karangan Syaikh Majid bin Su’ud al-Usyan)

No comments:

Post a Comment