بسـم اللـه الرحمن
الرحيـم
Pemilik
dua cahaya, itulah julukan bagi sahabat Rasul yang satu ini. Beliau adalah Abu
Amr Utsman bin Affan bin Abil ‘Ash bin Umayyah bin Abdusy Syams bin Abd Manaf
bin Qushai. Menikah dengan dua putri Rasulullah s, pertama dengan Ruqayyah g dan kedua Ummu Kultsum g. Nasab beliau bertemu dengan nasab
Rasulullah s pada
Abdu Manaf bin Qushai bin Kilab.
Beliau d juga salah satu dari sepuluh sahabat yang
dijamin masuk surga. Beliau juga termasuk anggota dewan syura dan khalifah
ketiga almahdiyyin yang harus kita ikuti.
Disebutkan
dalam sejarah bahwa semasa jahiliyyah, Utsman bin Affan termasuk orang yang paling
mulia di antara kaumnya. Beliau memiliki sifat malu yang luar biasa,
kata-katanya jernih, indah dan enak didengar. Kaumnya sangat mencintai dan
menghormati beliau, dan tidak pernah
tunduk (sujud) kepada berhala sekalipun, tidak pernah melakukan fahisyah
sedikitpun, beliau juga tidak meminum khamar di zaman jahiliyyah.[1] Beliau
juga dikenal dengan kelembutan dan kedermawanannya.
Utsman
bin Affan dmasuk
Islam melalui dakwah Abu Bakar Ash-Shiddiqd. Beliau adalah orang pertama yang hijrah
ke negeri Habasyah (Ethiopia) bersama istrinya Ruqayyah binti Rasulullah g, kemudian kembali ke Makkah dan hijrah
ke Madinah. Beliau tidak dapat ikut serta pada perang Badar karena sibuk
mengurusi putri Rasulullah s (istri beliau) yang sedang sakit. Jadi beliau hanya tinggal di
Madinah. Rasulullah memberikan bagian dari harta rampasan dan pahala perang
tersebut kepada beliau dan beliau dianggap ikut serta dalam peperangan. Ketika
istri beliau meninggal, Rasulullah s menikahkannya dengan adik istrinya yang
bernama Ummu Kultsum g yang pada akhirnya juga meninggal ketika masih menjadi istri
beliau. Rasulullah s bersabda: “Seandainya aku mempunyai putri lagi, sungguh akan
kunikahkan dengan Utsman”. Beliau ikut serta dalam peperang Uhud, Khandaq, perjanjian
Hudaibiyah yang pada waktu itu Rasulullah s membai’atkan untuk Utsman dengan tangan
beliau sendiri. Utsman bin Affan d juga ikut serta dalam perang Khaibar,
Tabuk, dan juga pernah memberikan untuk pasukan ‘usrah sebanyak tiga
ratus ekor unta dengan segala perlengkapannya.
Dari
Abdurrahman bin Samurahd, bahwa pada suatu hari Utsman bin Affand datang membawa seribu dinar dan
meletakkannya di kamar Rasulullah, Rasulullah s bersabda, “Tidak ada dosa lagi bagi
Utsman setelah ia melakukan ini (diucapkan dua kali).” (HR. Ahmad, at-Tarmidzi)[2]
Jika Umar
bin Khaththabd ditakuti
oleh syaitan, maka Utsman bin ‘Affand lain lagi, malaikat malu kepadanya. Sebagaimana
yang disebutkan di dalam hadits,
Hidup
beliau tidak terlepas dari fitnah, terlebih saat akhir hayat beliau. Hal ini
sudah pernah diingatkan oleh Rasulullah s kepadanya, bahwa beliau akan mendapatkan
fitnah. Namun, bagaimanapun kerasnya fitnah pada saat itu, beliau tetap di atas
kebenaran.
Imam
Ahmad berkata, “Affan telah mengatakan kepada kami dan ia berkata, Wuhaib telah
mengatakan kepada kami dan ia berkata, Musa bin ‘utbah telah mengatakan
kepadaku bahwa ia masuk ke dalam rumah dan Utsman sedang terkepung di dalamnya.
Beliau mendengar Abu Hurairah yang meminta izin untuk bicara maka beliau
mengizinkannya. Ia berdiri seraya memuji Allah Ta’ala lantas berkata, “Aku
mendengar Rasulullah s bersabda,
Khot
‘Sesungguhnya
kalian akan menemui fitnah dan perselisihan setelahku nanti –atau beliau
berkata perselisihan dan fitnah- salah seorang bertanya, “Siapa yang harus kami
ikuti ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Ikutilah al-Amin ini dan para
sahabatnya.” Sambil menunjuk kepada Utsman.[3]
***
Oleh : Ibnu Surapati
No comments:
Post a Comment