بسـم اللـه الرحمن
الرحيـم
‘Umar.
Siapa yang tidak kenal manusia yang satu ini. Manusia langit yang Allah jadikan
sebagai pendamping Rasulnya dalam menyebarkan risalah Islam. Seorang sahabat
yang tegas & keras kepribadiannya, namun hatinya sangatlah lebut. Dengan
keislaman beliau Allah menjadikan Islam ini mulia. Dengan keislamannya pula
dimulai dakwah secara terang-terangan. Beliaulah Al-Faruq, pemisah antara
Kebenaran & Kebathilan. Tidaklah yang dikatakannya kecuali kebenaran.
Beliau sahabat yang berhijrah tanpa ada seorangpun yang berani menghalanginya.
Saat itu beliau berkata : “Barangsiapa yang ingin istrinya menjadi janda dan
anaknya menjadi yatim, maka halangilah aku!”, tapi tidak ada satu pun yang
berani.
Nasab
Umar bin al-Kaththab
Beliau
adalah Umar bin al-Khaththab bin Nufail bin Adi bin Abdul Uzza bin Riyah bin
Abdullah bin Qurth bin Razah bin Adi bin Ka’ab bin Lu’ai, Abu Hafs al-‘Adawi.
Adapun ibunya bernama Hantamah binti Hisyam bin al-Mughirah, kakak dari Abu
Jahal bin Hisyam.[1]
Beliau
masuk Islam ketika berusia dua puluh tujuh tahun, beliau mengikuti perang Badar
dan seluruh peperangan yang terjadi setelahnya bersama Rasulullah s. Beliaulah yang pertama kali digelari
Amirul Mukminin. Beliaulah yang pertama kali membuat penanggalan hijriyah,
mengumpulkan manusia untuk Shalat Tarawih berjama’ah, orang yang pertama kali
berkeliling di malam hari mengontrol masyarakatnya di Madinah, khalifah yang melakukan
banyak penaklukkan, yang pertama kali membuat kota-kota, membentuk tentara
resmi, membuat sekretariat, menentukan gaji tetap, menetapkan para qadhi
(hakim), dan lain sebagainya. [2]
Kalian
tahu bagaimana masa kecil Umar? Beliau dibesarkan layaknya anak-anak Quraisy yang
lain. Yang kemudian membedakannya dengan yang lain ialah ia sempat belajar
baca-tulis, hal yang sangat langka di kalangan mereka saat itu. Dari semua suku
Quraisy ketika Nabi diutus hanya 17 orang yang pandai baca-tulis, Umar salah
satu dari mereka. Sekarang kita mengatakan bahwa dia termasuk istimewa di
antara teman-teman sebayanya. Tetapi, orang-orang Arab masa itu tidak
menganggap pandai baca-tulis itu suatu keistimewaan, bahkan mereka malah
menghindarinya dan menghindarkan anak-anaknya dari belajar.
Beliau
terus tumbuh menjadi seorang pemuda yang kekar, cerdas dan gesit. Postur
tubuhnya lebih besar dari teman sebayanya, kakinya lebar sehingga cepat ketika
berjalan, mampu menunggang kuda & bergulat. Beliau sangat mencolok, kuat
dan terkenal dengan sikapnya yang keras.
Beliau
pulalah yang dido’akan nabi s agar masuk Islam, yang kemudian Allah mengabulkan do’a nabinya.
Beliau sahabat sekaligus mertua Rasulullah s yang menjadi Khalifah setelah Abu Bakar
Ash-Shiddiq d dengan
gelar Amirul Mu’minin. Beliaulah yang membuka Baitul Maqdis & menaklukkan
Persia. Beliau orang yang terkenal dengan manajemen pemerintahannya yang sangat
luar biasa, hingga hari ini orang-orang tak pernah berhenti untuk mengkaji
sejarah kepemimpinan & kepribadian beliau. Beliau juga menjadi sebab
turunnya beberapa ayat Al-Qur’an. Beliau pula yang ditakuti oleh Syaithan, jika
Umar melewati suatu jalan, maka Syaithan cepat berganti jalur agar tidak
berpapasan dengannya.
Beliau
sangat peka sosial. Beliau orang yang melakukan ronda keliling kota untuk
melihat kondisi masyarakatnya secara langsung. Beliaulah yang mengangkat
gandung & menanak nasi untuk sebuah keluarga, dalam kisah yang masyhur itu
(kisah ibu menanak batu).
Meskipun
begitu tingginya kepribadian beliau, tetap memiliki kesalahan sebagai manusia.
Untuk itu beliaupun berkata, “semoga Allah merahmati orang yang mau menunjukkan
kepadaku segala aibku”. Di saat beliau bersengketa dengan seorang nenek tentang
warisan, dan dia dapati ternyata dirinya salah beliau berkata, “Umar salah
& wanita itu yang benar.”
Ibnu
Katsir dalam kitab Al-Bidayah wa An-Nihayah berkata :
“Beliau
adalah orang yang sangat tawadhu’ kepada Allah. Kehidupan & makanannya
sangat sederhana. Beliau terkenal sangat tegas dalam urusan Agama Allah. Selalu
menambal bajunya dengan kulit, membawa ember di atas kedua pundaknya, dengan
wibawanya yang sangat besar, selalu mengendarai keledai tanpa pelana, jarang
tertawa & tidak pernah bergurau dengan siapapun. Cincinnya bertuliskan
sebuah kalimat : “CUKUPLAH KEMATIAN MENJADI PERINGATAN BAGIMU WAHAI UMAR!”.”
***
Oleh : Ibnu Surapati
No comments:
Post a Comment