"Apakah pantas seseorang itu dikatakan berakal, jika dia menjual Surga dengan syahwat yang sesaat?"

Social Icons

"Demi Allah! Eksistensi seorang Pemuda ditentukan oleh Ilmu dan Taqwanya, jika dua hal ini tidak ada, maka sejatinya dia bukanlah pemuda!"
Al-Imam Asy-Syafi'i -rahimahullah-

Pages

Friday, 28 February 2014

Umar bin al-Khaththab Radhiallahu 'Anhu



بسـم اللـه الرحمن الرحيـم
‘Umar. Siapa yang tidak kenal manusia yang satu ini. Manusia langit yang Allah jadikan sebagai pendamping Rasulnya dalam menyebarkan risalah Islam. Seorang sahabat yang tegas & keras kepribadiannya, namun hatinya sangatlah lebut. Dengan keislaman beliau Allah menjadikan Islam ini mulia. Dengan keislamannya pula dimulai dakwah secara terang-terangan. Beliaulah Al-Faruq, pemisah antara Kebenaran & Kebathilan. Tidaklah yang dikatakannya kecuali kebenaran. Beliau sahabat yang berhijrah tanpa ada seorangpun yang berani menghalanginya. Saat itu beliau berkata : “Barangsiapa yang ingin istrinya menjadi janda dan anaknya menjadi yatim, maka halangilah aku!”, tapi tidak ada satu pun yang berani.
Nasab Umar bin al-Kaththab
Beliau adalah Umar bin al-Khaththab bin Nufail bin Adi bin Abdul Uzza bin Riyah bin Abdullah bin Qurth bin Razah bin Adi bin Ka’ab bin Lu’ai, Abu Hafs al-‘Adawi. Adapun ibunya bernama Hantamah binti Hisyam bin al-Mughirah, kakak dari Abu Jahal bin Hisyam.[1]
Beliau masuk Islam ketika berusia dua puluh tujuh tahun, beliau mengikuti perang Badar dan seluruh peperangan yang terjadi setelahnya bersama Rasulullah s. Beliaulah yang pertama kali digelari Amirul Mukminin. Beliaulah yang pertama kali membuat penanggalan hijriyah, mengumpulkan manusia untuk Shalat Tarawih berjama’ah, orang yang pertama kali berkeliling di malam hari mengontrol masyarakatnya di Madinah, khalifah yang melakukan banyak penaklukkan, yang pertama kali membuat kota-kota, membentuk tentara resmi, membuat sekretariat, menentukan gaji tetap, menetapkan para qadhi (hakim), dan lain sebagainya. [2]
Kalian tahu bagaimana masa kecil Umar? Beliau dibesarkan layaknya anak-anak Quraisy yang lain. Yang kemudian membedakannya dengan yang lain ialah ia sempat belajar baca-tulis, hal yang sangat langka di kalangan mereka saat itu. Dari semua suku Quraisy ketika Nabi diutus hanya 17 orang yang pandai baca-tulis, Umar salah satu dari mereka. Sekarang kita mengatakan bahwa dia termasuk istimewa di antara teman-teman sebayanya. Tetapi, orang-orang Arab masa itu tidak menganggap pandai baca-tulis itu suatu keistimewaan, bahkan mereka malah menghindarinya dan menghindarkan anak-anaknya dari belajar.
Beliau terus tumbuh menjadi seorang pemuda yang kekar, cerdas dan gesit. Postur tubuhnya lebih besar dari teman sebayanya, kakinya lebar sehingga cepat ketika berjalan, mampu menunggang kuda & bergulat. Beliau sangat mencolok, kuat dan terkenal dengan sikapnya yang keras.
Beliau pulalah yang dido’akan nabi s agar masuk Islam, yang kemudian Allah mengabulkan do’a nabinya. Beliau sahabat sekaligus mertua Rasulullah s yang menjadi Khalifah setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq d dengan gelar Amirul Mu’minin. Beliaulah yang membuka Baitul Maqdis & menaklukkan Persia. Beliau orang yang terkenal dengan manajemen pemerintahannya yang sangat luar biasa, hingga hari ini orang-orang tak pernah berhenti untuk mengkaji sejarah kepemimpinan & kepribadian beliau. Beliau juga menjadi sebab turunnya beberapa ayat Al-Qur’an. Beliau pula yang ditakuti oleh Syaithan, jika Umar melewati suatu jalan, maka Syaithan cepat berganti jalur agar tidak berpapasan dengannya.
Hatinya sangat lembut. Mudah menangis. Hingga dijuluki dengan Dzu Khaththain (pemilik dua garis) yaitu garis panjang di wajahnya bekas aliran air mata. Beliau pernah demam sekian lama ketika secara tak sengaja mendengarkan bacaan Al-Qur’an dari sebuah rumah tentang masalah azab.
Beliau sangat peka sosial. Beliau orang yang melakukan ronda keliling kota untuk melihat kondisi masyarakatnya secara langsung. Beliaulah yang mengangkat gandung & menanak nasi untuk sebuah keluarga, dalam kisah yang masyhur itu (kisah ibu menanak batu).
Meskipun begitu tingginya kepribadian beliau, tetap memiliki kesalahan sebagai manusia. Untuk itu beliaupun berkata, “semoga Allah merahmati orang yang mau menunjukkan kepadaku segala aibku”. Di saat beliau bersengketa dengan seorang nenek tentang warisan, dan dia dapati ternyata dirinya salah beliau berkata, “Umar salah & wanita itu yang benar.”
Ibnu Katsir dalam kitab Al-Bidayah wa An-Nihayah berkata :
“Beliau adalah orang yang sangat tawadhu’ kepada Allah. Kehidupan & makanannya sangat sederhana. Beliau terkenal sangat tegas dalam urusan Agama Allah. Selalu menambal bajunya dengan kulit, membawa ember di atas kedua pundaknya, dengan wibawanya yang sangat besar, selalu mengendarai keledai tanpa pelana, jarang tertawa & tidak pernah bergurau dengan siapapun. Cincinnya bertuliskan sebuah kalimat : “CUKUPLAH KEMATIAN MENJADI PERINGATAN BAGIMU WAHAI UMAR!”.”
***
Oleh : Ibnu Surapati


[1] Al-Bidayah Wan Nihayah Masa Khulafa’ur Rasyidin, Ibnu Katsir. (Darul Haq: Jakarta). 2004. Hal. 168.
[2] Ibid. Hal. 170-171.

No comments:

Post a Comment