Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lainnya. Permisalan
mereka dalam bersaudara adalah seperti satu tubuh, yang bila satu anggotanya
sakit, maka seluruh tubuh akan demam.[1] Atau
seperti suatu bangunan yang tersusun dari berbagai elemen, saling menguatkan
satu sama lain.[2]
Ketika berhubungan antar sesama saudara, tentu ada hal-hal yang harus
diperhatikan dengan serius. Islam pun telah meletakkan adab-adab khusus seputar
ukhuwah. Berikut ini akan disebutkan sebagian adab-adab ukhuwah.
Ingat! Ukhuwah kita dibangun di atas pondasi iman dan taqwa. Jika
ada ukhuwah yang dibangun di atas selain ini, maka tunggulah kehancurannya.
1. Saling memberi salam
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam bersabda: "Hak seorang muslim terhadap sesama muslim
ada enam, yaitu bila engkau berjumpa dengannya ucapkanlah salam; bila ia
mengundangmu penuhilah; bila dia meminta nasehat kepadamu nasehatilah; bila dia
bersin dan mengucapkan alhamdulillah bacalah yarhamukallah (artinya =
semoga Allah memberikan rahmat kepadamu); bila dia sakit jenguklah; dan bila
dia meninggal dunia hantarkanlah (jenazahnya)". (HR. Muslim)
2. Mencintai karena Allah
“Tali hubungan keimanan yang paling
kuat ialah cinta karena Allah dan benci karena Allah.” (HR.
Ath-Thabrani)
Dari Anas bin Malik ra., ia berkata: Nabi
saw. bersabda: “Tidaklah beriman salah seorang di antara kalian hingga ia
mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (Shahih
Muslim No.64)
3. Memanggilnya dengan panggilan yang ia sukai
4. Tidak mencela dan mengucilkan ia
“Apabila berkumpul tiga orang
janganlah yang dua orang berbisik-bisik (bicara rahasia) dan meninggalkan orang
yang ketiga (karena hal tersebut akan menimbulkan kesedihan dan perasaan tidak
enak baginya).” (HR. Bukhari)
“Cukup jahat orang yang menghina
saudaranya.” (HR. Muslim)
5. Tidak membicarakan aib-aib saudara
“Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok
kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari
mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok)
wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan)
lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu
sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk.
Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang
siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang lalim.
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka,
sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari
kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang
lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah
mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat [49] : 11-12)
“Barangsiapa yang menutupi aib seorang
muslim maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat.” (HR.
Muslim)
6. Saling memaafkan dan tidak mendengki
“Tidak halal bagi seorang muslim
menjauhi (memutuskan hubungan) dengan saudaranya melebihi tiga malam. Hendaklah
mereka bertemu untuk berdialog mengemukakan isi hati dan yang terbaik ialah
yang pertama memberi salam (menyapa).” (HR. Bukhari)
7. Menjaga kehormatannya meskipun dia tiada
“Barangsiapa membela (nama baik
dan kehormatan) saudaranya tanpa kehadirannya maka Allah akan membelanya di
dunia dan di akhirat.” (HR. Al-Baihaqi)
“Apabila kawan muslim seseorang
digunjing dan dia tidak menyanggah (membelanya) padahal sebenarnya dia
mampu membelanya maka Allah akan merendahkannya di dunia dan di akhirat.” (HR.
Al Baghowi dan Ibnu Babawih)
8. Saling menolong dan menasihati dalam kebaikan
“Tiga perbuatan yang termasuk sangat
baik, yaitu berzikir kepada Allah dalam segala situasi dan kondisi, saling
menyadarkan (menasihati) satu sama lain, dan menyantuni
saudara-saudaranya (yang memerlukan).” (HR. Ad-Dailami)
No comments:
Post a Comment