ADAB MENGHADIRI MAJELIS
Majelis ilmu adalah salah satu taman Surga. Malaikatpun mendo’akan
orang-orang yang ada di dalamnya. Malah Allah mengampuni siapapun yang ada di
dalam majelis tersebut. Untuk itu perlu diperhatikan beberapa adab yang
berkenaan dengan Majelis Ilmu.
1.
Menghadiri
majelis dengan niat semata-mata karena Allah Ta’ala.
2.
Seorang
yang akan menghadiri majelis ilmu seyogyanya memperbagus penampilannya. Memakai
pakaian yang baik, merapikan rambut & jenggot, memakai minyak wangi, dan
hal lainnya yang mencerminkan dia siap menghadiri majelis.
3.
Berjalan
dengan tenang dan mengucapkan salam kepada orang yang ditemuinya.
4.
Jika
tempat halaqahnya di masjid, maka hendaklah ia shalat dua raka’at sebelum
duduk.
5.
Duduk
dekat dengan Ustadz dan tidak mengangkat suara di sisinya serta perbuatan lain
yang dapat mengganggunya saat menyampaikan ilmu.
6.
Tidak
melangkahi pundak jama’ah, tetapi bersedia duduk di tempat yang lapang bagi
dia.
7.
Tidak
membangunkan orang yang sudah duduk di tempatnya sendiri, tidak duduk di tengah-tengah
majelis dan tidak duduk di antara dua orang teman, kecuali mereka mengizinkan.
8.
Mengucapkan
kata-kata yang baik saat serta akhlaq yang mulia berbicara dengan
teman-temannya.
9.
Seorang
Ustadz membuka pelajaranya dengan hamdalah dan Shalawat kepada nabi s .
10.
Berdo’a
bagi Ustadz-nya agar diberi rahmat dan berkah, menolak gibah pada majelis yang
terjadi pada gurunya sebatas kemampuan, namun jika tidak mampu maka hendaklah
dia meninggalkan majelis itu.
11.
Hendaklah
seorang Ustadz menerangkan makna kata yang belum jelas atau asing, serta tidak
menerangkan sesuatu yang tidak mampu ditangkap oleh kemampuan pendengar.
12.
Seorang
Ustadz dituntut untuk tidak membosankan orang yang hadir di dalam majelisnya
dan tidak menghardik mereka.
13.
Tidak
mengapa bagi seorang Ustadz menutup majelisnya dengan cerita-cerita yang lucu
dan aneh, Ali bin Abi Thalib d berkata
: “Sesungguhnya hati ini bisa bosan sebagaimana badan bisa bosan; maka hiburlah
ia dengan cerita-cerita lucu & hikmah”. ‘Aisyah g berkata kepada Lubaid bin Umair d, “Janganlah membuat orang menjadi bosan & putus asa. Az-Zuhri
jika ditanya tentang hadits dia menjawab: “Selingi & barengilah pelajaran
hadits dengan yang lainnya sehingga jiwa terbuka.” Ibnu Mas’ud d berkata: “Hiburlah hati, sebab hati yang benci akan menjadi buta”.
(Al-Adab Asy-Syar’iyyah, Ibnu Muflih 2/102)
14.
Tidak
memutus pembicaraa Ustadz saat menjelaskan.
15.
Seorang
Ustadz dituntut untuk mendorong para muridnya agar selalu ikhlash,
bersungguh-sungguh, berbuat baik saat pembelajaran berlangsung dan menampakkan
akhlaq yang mulia. Ibnu Mas’ud d berkata:
“Aku bersaksi kepada Allah, jangan sampai orang yang memutuskan silaturrahmi
hadir bersama kita, sebab kita ingin berdo’a dan ingin dikabulkan permohonan
tersebut.
16.
Mengusir
murid yang sesat dan perusak dari halaqah untuk memperkuat solidaritas di dalam
majelis tersebut, membongkar dan menolak fitnah serta kejahatannya, seperti
diusirnya Wasil bin Atho’.
17.
Jika
seorang siswa tidak menghormati pelajaran maka keberadaannya tidak memberikan
manfaat.
Demikianlah
beberapa adab dalam majelis yang perlu diperhatikan. Semoga kita diberi
kemudahaan untuk mengamalkannya.
Shalawat
serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad s, keluarga dan para sahabatnya.
------------------------------
(Diringkas dari Kitab
Adab al-‘Alim wa at-Muta’allim Karangan Syaikh Majid bin Su’ud al-Usyan)