Dalam beberapa ayat Al-Qur'an disebutkan bahwa mengikuti Kitab-Nya
adalah membacanya (tilaawah). Pelaku tilaawah ini dipuji Allah
dalam firman-Nya,
إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ
اللَّهِ...
"Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab
Allah." (Faathir: 29)
Dan dalam firman-Nya,
الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ
يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلاوَتِهِ أُولَئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ...
"Orang-orang yang Kami berikan kitab, lalu membacanya dengan
sebenar-benarnya, mereka itulah orang-orang yang beriman kepada kitab
itu." (al-Baqarah: 121)
Artinya, mereka benar-benar mengikuti Kitab-Nya. Allah SWT juga
berfirman,
اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ
الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلاةَ ...
"Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab
(Al-Qur'an) dan dirikanlah shalat." (al-'Ankabuut: 45)
إِنَّمَا أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ
رَبَّ هَذِهِ الْبَلْدَةِ الَّذِي حَرَّمَهَا وَلَهُ كُلُّ شَيْءٍ وَأُمِرْتُ أَنْ
أَكُونَ مِنَ الْمُسْلِمِينَ .وَأَنْ أَتْلُوَ الْقُرْآنَ فَمَنِ
اهْتَدَى فَإِنَّمَا يَهْتَدِي لِنَفْسِهِ وَمَنْ ضَلَّ فَقُلْ إِنَّمَا أَنَا
مِنَ الْمُنْذِرِينَ.
"Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri ini
(Mekah) Yang telah menjadikannya suci dan kepunyaan-Nyalah segala sesuatu. Aku
diperintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri dan supaya aku
membacakan Al-Qur'an." (an-Naml: 91-92)
Hakikat tilaawah dalam ayat-ayat tersebut adalah tilaawah
yang sesungguhnya yang mencakup arti tilawah secara keseluruhan,
yaitu membaca makna dan lafalnya. Tilaawah lafal adalah bagian dari tilaawah
itu sendiri. Dan maksud dari tilaawah ini adalah mengikuti apa yang
termaktub. Seperti dikatakan oleh orang-orang Arab, "Atluu atsara fulaan,
wa talautu aatsarahu," yang berarti "Qafaitu atsarahu wa
qashashtuhu, 'Saya mengikuti jejak si fulan.'" Sebagaimana disebutkan
dalam firman Allah SWT,
وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا . وَالْقَمَرِ
إِذَا تَلاهَا.
"Demi matahari dan cahayanya di pagi had dan bulan apabila
mengiringinya." (asy-Syams: 1-2)
Artinya, setelah matahari terbenam, maka di belakangnya bulan
terbit. Orang Arab berkata, "Jaa'al-qaumu yatluu ba'dhuhum ba'dhan Sekumpulan
orang datang silih berganti." Pembaca disebut dengan taaliyan karena
dia mengikuti huruf demi huruf, tidak membacanya sekaligus tetapi mengikutkan
satu huruf dengan huruf lainnya secara teratur. Setiap satu huruf atau satu
kalimat selesai, maka huruf atau kata lain mengikutinya. Dan, tilawah dalam
makna ini adalah wasilah.
Sedangkan yang dimaksud di sini adalah tilaawah hakiki.
Yaitu, membaca maknanya dan mengikutinya, dengan membenarkannya, menunaikan
perintahnya, menjauhi larangannya, dan patuh kepadanya kemana saja dia menuntun.
Jadi tilaawah Al-Qur'an meliputi tilaawah lafal dan maknanya. Tilaawah
makna lebih mulia dari-pada sekedar tilaawah lafal. Orang yang
melakukan tilawah makna, adalah ahli Al-Qur'an yang berhak menerima
pujian di dunia dan di akhirat. Mereka itulah ahli tilaawah dan pengikut
Al-Qur'an yang sesungguhnya. [1]
* * *
[1] Ibnu
Qayyim Al-Jauziyah. Kunci Kebahagiaan
(Miftah dar as-Sa’adah), (Jakarta: AKBAR, 2004), Hal. 91-92
No comments:
Post a Comment