"Apakah pantas seseorang itu dikatakan berakal, jika dia menjual Surga dengan syahwat yang sesaat?"

Social Icons

"Demi Allah! Eksistensi seorang Pemuda ditentukan oleh Ilmu dan Taqwanya, jika dua hal ini tidak ada, maka sejatinya dia bukanlah pemuda!"
Al-Imam Asy-Syafi'i -rahimahullah-

Pages

Sunday, 11 May 2014

Saudariku, Jangan Kalian Meniru Wanita Jahiliyah Modern! Bag.1

Ketagihan adalah satu dampak negatif media sosial. Satu dampak negatif lainnya yang lebih berat mudharatnya adalah timbulnya fitnah pada diri pribadi, keluarga hingga negara.
Saudariku, Jangan Kalian Meniru Wanita Jahiliyah Modern!
ILUSTRASI
Wahai saudariku, kau adalah wanita Mukminah. Isi akun-akunmu menunjukkan isi hati dan pikiranmu, maka hati-hatilah menulis sesuatu

(Halaman 1 dari 2)
Oleh: Abdullah al-Mustofa
SEORANG akhwat aktivis dakwah di akun Facebook-nya mengeluhkan ada seorang laki-laki tak dikenal mengirim pesan singkat berisi kata-kata yang kurang berkenan di hatinya ke nomor HP (handphone) nya. Padahal, katanya, dia tidak pernah memberikan nomor HP sembarangan kepada laki-laki. Jika akunnya dilihat, dia suka mengupdate akunnya dengan tulisan dan foto-foto selain yang berkaitan dengan hal-hal yang penting seperti dakwah dan ilmu, juga hal-hal yang remeh-temeh seperti aktivitas makan, makanan yang disukai dan jalan-jalan.
Seorang istri dari ustadz kaliber internasional juga mengeluhkan di status Facebook-nya ada laki-laki yang mengomentari dengan kata-kata yang kurang berkenan di hatinya. JIka dilihat, di akunnya dia suka dan sering mengupdate statusnya dengan tulisan dan foto-foto aktivitas-aktivitas pribadi dan keluarga  seperti jalan-jalan dan rekreasi.

Seorang Muslimah yang berkarier sebagai guru dan sudah bersuami, di Facebook dan di BBM (Blackberry Message), bukan hanya suka mengupdate dengan foto-foto close up, tulisan dan foto-foto tentang aktivitas pribadinya di rumah dan di sekolah dan aktivitas keluarga, tapi juga bahkan dengan kata-kata manja yang hanya pantas ditujukan kepada suaminya seperti kata-kata “I miss u all” dan “Kalau kangen sama aku ping aku di BBM, PIN ku….”.
Seorang Muslimah lain yang berkarier sebagai PNS dan juga sudah bersuami di akunFacebook-nya selain sering meng—update-nya dengan foto-foto close-up juga dengan kata-kata yang menggambarkan suasana rumah seperti yang lagi sepi dan suasana hatinya seperti merasa kesepian.
Dalam akun keempat wanita tersebut, setiap teman mereka, tidak terbatas yang wanita saja, tapi juga yang laki-laki bisa mengikuti dan mengomentari setiap status mereka. Dengan alasan media sosial adalah dunia maya yang bebas, ada saja laki-laki yang memang suka iseng atau yang lagi ingin iseng memberikan komentar-komentar yang “nakal” seperti “Aku juga kangen” “Wah, bu guru cantik sekali” dan “Mbak secantik bunga di samping mbak”.
Kita berbaik sangka, mereka adalah wanita-wanita yang beriman. Kita berbaik sangka, mereka tidak berniat caper dari laki-laki ajnaby (asing yakni bukan suami dan muhrimnya). Yang menjadi masalah adalah, berniat caper ataupun tidak, segala ekspresi wanita dalam bentuk tulisan dan foto akan bisa menarik perhatian laki-laki untuk membaca tulisan, melihat foto dan memberkan komentar termasuk yang  “nakal”. Dengan demikian, meskipun mereka tidak berniat caper, perbuatan mereka bisa  dikategorikan sebagai perilaku jahiliyah karena bisa menimbulkan fitnah.
Lain halnya dengan wanita-wanita jahiliyah modern, yakni wanita-wanita kafir di masa kini. Mereka memang tidak tahu dan tidak ingin tahu akan batas-batas dan tidak peduli akan akibat dari pelanggaran batas. Karena kejahiliyahannya, mereka dengan sengaja memposting apa saja untuk caper dari laki-laki.
Media sosial memang dunia maya, bukan dunia nyata, dimana setiap orang bisa mengekspresikan diri dengan sebebas-bebasnya. Dan memang yang ada di dalam media sosial sekadar foto dan tulisan. Tapi meskipun begitu setiap kata dan gambar pasti ada pengaruhnya dalam jiwa, hati dan pikiran siapa saja, baik pemilik akun maupun teman-temannya. Bohong jika pemilik akun mengatakan tidak merasa senang dan puas setelah setiap mengekspresikan diri di akunnya, apalagi jika dikomentari dengan kata-kata yang menunjukkan perhatian. Siapa juga bisa terkena penyakit jiwa berupa ketagihan, ingin selalu mengekspresikan diri dan ingin selalu mendapatkan perhatian dari orang lain, baik perempuan maupun laki-laki.
Ketagihan adalah satu dampak negatif media sosial. Satu dampak negatif lainnya yang lebih berat mudharatnya adalah timbulnya fitnah pada diri pribadi, keluarga hingga negara. Satu fitnah yang sudah kerap terjadi di jaman ini pada diri pribadi wanita adalah pelecehan seksual mulai dari kata-kata melalui tulisan dan lisan hingga “aksi nyata”. Di lingkup keluarga adalah rusaknya keharmonisan antar anggota keluarga, antara suami dan istri, serta antara anak dan orangtua. Di lingkup negara, termasuk di negara kita adalah dari tahun ke tahun makin meningkat jumlah kasus perceraian.*/bersambung artikel Ajakan dan Harapan pada Wanita Muslimah
Sumber: Hidayatullah.com

No comments:

Post a Comment