"Apakah pantas seseorang itu dikatakan berakal, jika dia menjual Surga dengan syahwat yang sesaat?"

Social Icons

"Demi Allah! Eksistensi seorang Pemuda ditentukan oleh Ilmu dan Taqwanya, jika dua hal ini tidak ada, maka sejatinya dia bukanlah pemuda!"
Al-Imam Asy-Syafi'i -rahimahullah-

Pages

Featured Posts

Saturday, 3 November 2018

PERJALANAN MENCARI TUHAN, HINGGA DIPERTEMUKAN DENGAN BELAHAN HATI


Alkisah, di Kerajaan Mesir yang megah. Hiduplah seorang pemuda tangguh lagi kuat fisiknya dan cerdas akalnya, ia bernama Musa.
Musa memiliki ayah angkat seorang raja penguasa mesir yang bengis dan kejam. Kekejamannya yang memerintahkan untuk membunuh setiap bayi laki-laki dari golongan Bani Israil, luluh lantak di hadapan permintaan sang istri untuk mengadopsi seorang bayi mungil yang hanyut di aliran sungai Nil yang indah.

Berlalunya waktu, sang bayi tumbuh menjadi pemuda elok rupa lagi kuat fisiknya.

Hingga suatu saat di suatu tempat, di temuinya dua orang yang sedang bertikai. Salah satunya dari pihak kerajaan mesir sedang yang lain adalah dari kaumnya Bani Israil.

Ia mencoba melerai keduanya, namun sebagaimana termaktub, lelaki dari pihak kerajaan ini enggan berdamai, di tambah rengekan permohonan bantuan dari lelaki Bani Israil.


BUUK!!! Bogem mentah mendarat pada lelaki dari kerajaan tersebut. Tersungkur dan meregang nyawa kala itu juga.

Musa sadar bahwa apa yang ia lakukan adalah sebuah kezaliman. Tujuannya bukanlah karena ingin membunuhnya, justru hanya ingin menolong lelaki dari kaumnya itu. Segera ia memohon ampun pada Rabb Penguasa langit dan bumi atas kekhilafannya.

Seraya berkata _“Ya Tuhanku! Demi nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepadaku, maka aku tidak akan jadi penolong bagi orang-orang yang bedosa.”_

Malang tak dapat di tolak, mujur tak dapat di raih. Lelaki yang di tolongnya kemarin, ternyata telah menyebarkan berita kejadian yang membuat Musa ketakutan untuk terus berada di negeri sungai Nil itu.

Dalam rasa was-was bin khawatir, terdengar langkah kaki seseorang yang berlari ke arahnya.

Dengan nafas yang tersengal-sengal, berkata ia _“Wahai Musa! Sesungguhnya para pembesar negeri sedang berunding tentang engkau untuk membunuhmu, maka keluarlah (dari kota ini), sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang memberi nasihat kepadamu”._

Pulau sudah lenyap, daratan sudah tenggelam. Tak ada harapan lagi bagi Musa kecuali keluar dari kota permadani Nil.

Perjalanan panjang di tempuhnya ...
Linglung tak karuan, lelah di kandung badan.
Biarlah angin menunjuk arah, jika kanan bertiup maka kekananlah ia berhalau. Satu hal yang ia yakini, bahwa Rabb Pencipta, tidak akan pernah sekalipun meninggalkannya.

_“Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang zalim itu,”_ tutur Musa.

Nun di ujung sana, terdapat sebuah kota tua, Madyan namanya. Di timur negeri Mesir letaknya.

Musa masuk sembari berdoa pada Rabb Yang Maha Penyayang _“Mudah-mudahan Tuhanku memimpin aku ke jalan yang benar.”_

Duduk bersilang melepas lelah, setelah perjalanan panjang di bawah pohon yang rindang. Diamati sekitarnya, dan tanpa di sengaja ia tergidik pada pemandangan unik yang membesit pikiran.

Ia melihat sekumpulan manusia yang sedang memberi minum ternak-ternak mereka.
_Ah,,, biasa saja,,, tidak ada yang menarik,,, Tapi…? Kenapa dengan dua gadis itu?"_

Ya, dua orang anak gadis yang sedang menunggu giliran untuk memberikan minum ternak-ternak mereka.

Namun, keshalihah dari keduanya menghalangi mereka untuk mendekat atau lebih lagi bercampur baur dengan kaum laki-laki di dekat sumur. Maka sibuklah keduanya menghalau ternak agar tidak berlari ke arah sumur.

*Ya sekali lagi, karena keshalihah mereka. Dan apakah masih ada semisal keduanya di zaman sekarang?*

Dan kalau sudah selesai kaum laki-laki dari keperluannya, di tutup sumur dengan batu seperti sediakala, dan pergi,… ya pergi tanpa meninggalkan secuil harapan untuk kedua gadis.

Jahit sudah, kelindan putus, telah usai tugas maka pergi tanpa menoleh.

Majulah keduanya ke arah sumur dan hanya mampu memberikan minum ternak-ternak dari sisa air yang terjatuh di tanah.

Musa melihat kejadian ini. Ada belas kasih ingin membantu di tambah rasa penasaran.

Ia mendekat, dan bertanya _“Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)?”_

Mereka menjawab _“Kami tidak dapat memberi minum (ternak kami), sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan (ternaknya), sedang ayah kami adalah orang tua yang telah lanjut usia.”_

Maka dibantulah keduanya.

Musa kembali berteduh di bawah pohon, dan kedua gadis pun bertolak pulang.

Tak ada tukar alamat, bahkan sekedar bertanya namapun tak ada.

Tak ada gombalan bahkan rayuan rindu (kamu tak sanggup, biar aku saja)pun tak ada.

Cukup karena Allah Ta’ala ia membantu, maka Allah Ta’ala pertemukan dengan Cara-Nya sendiri.

Hanya satu doa saja yang Musa panjatkan dalam kesendirian untuk menghapus kegundahan.

_“Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan (makanan) yang Engkau turunkan kepadaku.”_

Gayung bersambut, kata berjawab, Maqbul, ya... di istijabahkan doa Musa oleh Allah Yang Maha Pemurah.

Suara langkah kaki yang pelan, takut mengganggu, dengan malu-malunya, ia seorang gadis salah satu dari keduanya, datang menghampiri.

Sambil membelakangi Musa, begitupun Musa membelakanginya karena sadar bahwa mereka hanya berdua, takut tertimpa keburukan dari godaan syaitan yang hadir pada mereka yang sedang berduaan.

Sang gadis berkata _“Sesungguhnya ayahku mengundangmu untuk memberi balasan sebagai imbalan atas (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami.”_

Singkatnya... Musa datang menjumpai ayah dari keduanya, ia adalah seorang syaikh beriman kepada Allah Azza wa Jalla (sebagaimana pendapat sebagian mufassir).

Musa bercerita kisah panjang perjalannya. Di kejar oleh pasukan ayah angkatnya, hingga ia masuk ke kota Madyan.

Sang Syaikh berkata   _“Janganlah engkau takut engkau telah selamat dari orang-orang zalim itu.”_

Setelah lama bercerita dan saling berkenal antara Musa dan sang syaikh itu. Tetiba salah satu dari gadis (dikatakan kakaknya yang paling tua) bercelutuk memberi ide masukan untuk sang ayah.

_“Wahai ayahku! Jadikanlah ia sebagai pekerja (pada kita), sesungguhnya orang yang paling baik yang engkau ambil sebagai pekerja (pada kita) ialah orang yang kuat dan dapat di percaya.”_

Kuat... dan dapat di percaya.
Dari mana ia tahu, bahwa Musa kuat dan dapat di percaya?

Usut punya usut, ternyata sifat KUAT pada Musa, terlihat ketika ia memindahkan batu yang tadinya menutup sumur.

Batu yang besar itu dan hanya mampu di pindahkan oleh 9 (sembilan) laki-laki yang berbadan besar dan kuat, hanya mampu di pindahkan Musa seorang diri saja.

Dapat di percaya? Dari mana ia tahu bahwa Musa dapat di percaya?

Tidak ada modus setelah membatu, dan di sebutkan pula, tatkala Musa hendak di tuntun oleh salah satu gadis utusan ayahnya. Musa berjalan di depan dan membiarkan si gadis yang berjalan di belangkang.

Belum lagi mereka dalam perjalanan tidak berbicara satu sama lain. Musa meminta jika ada dua jalan, maka cukup melemparkan batu kerikil sebagai tanda jalan yang benar.

Ya tanpa kata, tanpa suara, apalagi pandangan. Karena godaan itu berawal dari pandangan, kemudian senyuman, kemudian sapaan, kemudian perbincangan, kemudian janjian, dan kemudian pertemuan, dan, wallahu a’lam apa yang terjadi setelah pertemuan.

Setelah yakin akan khabar anaknya, berkatalah syaikh itu
_“sesungguhnya aku bermaksud ingin menikahkan engkau dengan salah seorang dari kedua anak perempuan ini, dengan ketentuan bahwa engkau bekerja padaku selama delapan tahun dan jika engkau sempurnakan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) darimu, dan aku tidak bermaksud memberatkan engkau. In syaa Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik.”_

Jawab Musa _“Itu (perjanjian) antara aku dan engkau. Yang mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu yang aku sempurnakan, maka tidak ada tuntutan (tambahan) atas diriku (lagi). Dan Allah menjadi saksi atas apa yang kita ucapkan.”_

Itulah Musa, ia merantau ke negeri Madya, tanpa tau siapa sanak famili di sana, tanpa tau apa yang akan terjadi padanya di negeri itu.

Cukup pada Allah ia gantungkan harapan dalam doa, dan lihat apa yang Allah rencanakan padanya.

Dari sendiri, di beri ia keluarga baru, dari belum mendapati sang belahan hati, di beri ia seorang gadis shalihah dari keluarga yang shalih, dari tidak punya tempat tinggal, di beri ia rumah kediaman, dan dari tidak punya pekerjaan, di beri-Nya pula ia pekerjaan.

Bahkan hingga suatu ketika, diangkatlah ia untuk menjadi Nabi dan Rasul-Nya....

*(Lantas bagaimana dengan kita???)*

Dari kisah Nabi Musa alaihissalam, dalam Surat al-Qashas: 15 – 28.
Penanggung jawab tulisan
Akhukum Fillah Al-Fajar
Santri Ma’had Ulil Albab UIKA Bogor.

Saturday, 6 May 2017

Islam Agama yang Sempurna

Islam buaknlah suat hal yang aneh lagi ditelinga kita, karna Islam adalah agama yang sudah terbukti kebenarannya dan Islam Agama yang Sempurna dari segala aspek penelitian. Yang mana sumber utama dari agama Islam sendiri adalah sebuah kitab (manuskrip) yang telah diturunkan Allah Yang Maha Esa kepada umat manusia yaitu Al-Quran.

Dalam Islam ada dua hal yang menjadi dasar pokok ajarannya yaitu Al-Quran dan Hadist. Dan semua perbuatan dan amalan saya dan kita semua harus bersandarkan kepada dua sumber tersebut, dan apabila ada yang keluar dari dua sumber tersebut ketahuilah bahwa itu bukanlah dari ajaran Islam.

Seperti contohnya kabar dlam Al-Quran tentang bertemunya dua laut dengan dua jenis air, yaitu asin dan tawar, yang mana kejadian ini sudah terabadikan jauh sebelum penelitian ini dilakukan oleh para ahli, ini menandakan bahwa Al-Quran adalah sumber berita yang paling akurat dan Islam Agama yang Sempurna yang tiada keraguan didalamnya, dan masih banyak lagi hal-hal lain yang sampai saat ini belum bisa dipecahkan oleh para ilmuan, namun sudah tertulis didalam Al-Quran, Allahu Akbar.

Ada 5 pilar utama yang menjadi penopang dasar dalam agama Islam yang disebut dengan Rukun Islam, yaitu :

1.      Mengucapkan dua kalimat syahadat yang berbunyi  أشهد ألّا إله إلا الله و أشهد أنّ محمّد الرّسول  الله
2.      Shalat sehari semalam 5 waktu
3.      Puasa di bulan Ramadhan
4.      Membayar zakat
5.      Naik haji bagi yang mampu

Ini semua tertera dalam sebuah Hadist yg berbunyi :

 عن ابي عبد الرحمن عبد الله بن عمر بن الخطاب رضي الله عنهما قال : سمعت الرسول الله يقول : بني الاسلام على خمس : شهادت ان لا اله الا الله, وان محمد الرسول الله, و إقام الصلاة, و إيتاء الزكة, وحج البيت, وصام الرمضان.  (رواه البخارى و مسلم)
Artinya :

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar Al-Khattab Radhiallahu’anhu : aku mendengar Rasulullah bersabda : Islam dibangun diatas 5 pilar, bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, membayar zakat,  naik haji dan berpuasa di bulan Ramadhan. (Hadist riwayat Bukhari dan Muslim).

Dan semua dari tiap poin-poin diatas juga tertera dalam Al-Quran dan Hadist secara terperinci yang InsyaAllah akan kita bahas satu per satu di lain kesempatan.

Seperti yang sudah kami paparkan diatas bahwasanya Islam adalah agama yang paling benar Islam Agama yang Sempurnayang harus dianut oleh semua umat manusia di dunia ini karna sudah banyak sekali penelitian-penelitian yang dilakukan oleh banyak ahli dalam menemukan kebenaran Al-Quran dan Hadis ataupun sebaliknya dengan cara mengambil berita yang ada di dalam Al-Quran dan kemudian mencocokkannya kedalam kejadian ataupun fenomena yang terjadi sekarang ini, dan Maha Benar Allah atas semuanya, tidak ada satu pun yang melenceng dari fenomena-fenomena tersebut daripada kabar yang diberitakan di dalam Al-Quran.


Begitulah gambaran singkat kami dalam hal dasar-dasar Islam yang InsyaAllah akan kami lanjutkan secara terperinci pada tulisan-tulisan kami berikutnya, dan semoga apa yang saya paparkan diatas bisa bermanfaat bagi saya pribadi dan kita semua dan semoga Allah selalu menjaga kita dalam kebanaran dan jalan yang di ridhai-Nya, amin.

Friday, 22 January 2016

Pelajaran dari Kisah Nabi Adam dan Hawa



بسم الله الرحمن الرحيم

{وَلَقَدْ مَكَّنَّاكُمْ فِي الأرْضِ وَجَعَلْنَا لَكُمْ فِيهَا مَعَايِشَ قَلِيلا مَا تَشْكُرُونَ}
“Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi itu (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur.” (QS. Al-A’raf: 10)
Setelah Allah menyempurnakan ciptaan-Nya dan memberinya berbagai kelebihan, Allah memerintahkan para malaikat untuk bersujud. Semua malaikat bersujud karena patuh dan taat pada Allah, tanpa protes. Sujud sebagai penghormatan, bukan sebagai penghambaan. Namun, di antara malaikat itu ada satu yang enggan untuk sujud, dialah Iblis La’natullah ‘alaihi. Dia berdalih dengan sebuah analogi yang keliru: bahwa api lebih baik daripada tanah. Inti dari semua itu adalah sombong dan ujub terhadap diri sendiri.
Allahpun melaknatnya dengan sebab sikapnya itu. Iblis malah semakin menjadi-jadi. Dia mengumumkan peperangan terhadap Allah dan manusia. Dia meminta untuk ditangguhkan umurnya hingga hari kiamat. Allah izinkan. Lantas Iblis berseru, “Karena Engkau telah menghukumi aku tersesat, sungguh aku benar-benar akan menyesatkannya beserta anak keturunannya dari jalan-Mu yang lurus. Aku akan mendatangi mereka dari segala penjuru. Dan Engkau tak kan mendapati banyak dari mereka bersyukur (ta’at)!”
Allah mengusirnya dari surga, karena surga tak pantas bagi orang yang sombong dan ingkar. Surga hanya pantas bagi mereka yang mau membersihkan diri dan patuh pada Allah.
Singkat cerita, Adam ditempatkan di surga, dan Allah menciptakan Hawa’ agar dia merasa tenteram. Mereka berdua asyik di surga dengan segala kenikmatannya, hingga datang Iblis membisikkan pikiran jahat. Dia menggoda mereka dengan memberi kabar dusta yang dihias-hiasi hingga tampak benar. Dia datang dengan iming-iming dan sumpah palsu. Iblis berkata, “Rabbmu tidaklah melarang kalian dari pohon ini, melainkan agar kalian tak menjadi malaikat atau orang-orang kekal. Sesungguhnya aku termasuk orang yang memberi nasehat kepada kalian berdua.” Dengan tipu dayanya Iblis berhasil meyakinkan mereka berdua. Akhirnya, hawa nafsu saat itu mengalahkan akal. Mereka pun memakan buah dari pohon terlarang itu. Maka, tersingkaplah aurat mereka berdua. Mereka berusaha menutupinya dengan daun-daun surga.
Begitulah, ketika batin telah telanjang dari takwa, dia berpengaruh pada pakaian lahir, maka diapun terlepas dan nampaklah aurat. Ketika aurat keduanya terlihat, keduanya merasa malu dan berusaha menutupinya dengan daun-daun surga.
Kemudian Rabb mereka menyeru-sementara mereka dalam kondisi itu-, “Bukankah Aku telah melarang kalian dari pohon itu, dan Aku katakan, ‘Sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagimu’.” Tapi, mengapa kamu berdua melakukan yang dilarang dan mentaati musuh?
Pada saat itu Allah memberi karunia berupa penerimaan taubat mereka, karena keduanya mengakui kesalahan dan bertaubat mohon ampunan pada-Nya. Allah pun mengampuni, memilih dan memberinya petunjuk. Lalu menurunkan mereka ke dunia. Menjelaskan hakikat kehidupan mereka serta kondisi dan segala sesuatunya. Bahwa mereka akan berkembang biak, hidup dan mati. Dan bahwa Allah akan mengutus para rasul dan menurunkan kitab agar manusia tetap berada di jalan Allah. Barangsiapa yang mengikutinya maka selamat. Barangsiapa yang mengingkari maka dia merugi.
Adapun Iblis, dia tidak mau mengakui kesalahan. Bahkan dia semakin menampakkan kemaksiatannya. Sungguh merugilah orang yang mengikuti jalan Iblis ini. Dia akan mengajak dan mengerahkan pasukannya untuk menyesatkan orang-orang dari jalan Allah. Supaya mereka menjadi temannya yang kekal di neraka Jahannam!
Wahai saudaraku, Allah telah menjadikan untuk kita pakaian serta segala fasilitas di dunia ini, dan pakaian takwa-lah yang paling baik. Pakaian takwa akan menuntun pemiliknya memakai pakaian lahir untuk menutupi aurat. Sementara pakaian lahir mendukung terjaganya pakaian takwa. Jadi, marilah kita memperbagus pakaian takwa dan pakaian lahir, agar kita termasuk hamba-hamba Allah yang bersyukur dan ikhlas serta bertawakkal pada-Nya. Mereka inilah yang tak bisa digoda oleh Iblis.
إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ. إِنَّمَا سُلْطَانُهُ عَلَى الَّذِينَ يَتَوَلَّوْنَهُ وَالَّذِينَ هُمْ بِهِ مُشْرِكُونَ.
“Sesungguhnya setan ini tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhannya. Sesungguhnya kekuasaannya (setan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah.” (QS. An-Nahl: 99-100)
(Pelajaran dari Tafsir As-Sa’di awal-awal surat Al-A’raf)

Friday, 15 January 2016

MUSLIMAH.. BERBAHAGIALAH!



Selamat!
Karena kau adalah muslimah. Allah menjanjikan surga bagi setiap muslim. Dan janji Allah itu benar!
Wahai muslimah, tahukah betapa mulianya dirimu? Allah menurunkan risalah Islam di saat dunia merendahkan wanita. Dunia saat itu memandang hina wanita dan menjadikannya bagai barang-barang saja. Maka Allah memuliakan wanita dengan menurunkan Islam. Ah, coba kau baca sejarah dunia saat itu.
Wahai muslimah, demi kehormatanmu darah siap ditumpahkan. Sadarkah? Atau sudah cukup pekat gelapnya pandanganmu?
Kini, saat khilafah tidak ada lagi, wanita dijadikan komoditi dan alat pemuas nafsu. Hanya yang dirahmati Allah yang selamat.
Musuh-musuh Islam menghancurkan wanita. Kenapa mereka begitu semangat meneriakkan apa yang mereka sebut ‘kebebasan wanita’? Apa yang diinginkan? Mereka mencela hijab dengan cacian dan tuduhan.
Hijab adalah belenggu!
Hijab adalah kemah yang diikat di leher!
Itu ucapan mereka! Lalu mereka mencontohkan gaya berpakaian yang ‘sopan’ padahal tak pantas. Mereka katakan ini kebebasan? Tidak benar! Mereka bohong. Mereka hanya ingin melihat betapa hinanya wanita. Mereka hanya ingin memuaskan syahwat di manapun dan kapanpun mereka mau. Mereka ingin menikmati wanita dengan cara mudah. Kemudian lahirlah generasi bobrok yang membebek pada mereka. Ya, musuh-musuh Islam itu tidak akan puas hingga kalian ada di bawah telapak kakinya. Hingga kalian mengekor padanya. Walau masuk ke lubang biawak sekalipun!
Wahai saudariku muslimah! Tak ada kebaikan yang mereka inginkan sedikitpun. Mereka sendiri berada dalam kegelapan dan kesesatan. Rusaknya moral, narkoba, seks bebas, bunuh diri, hedonisme itu sudah menjadi hari-hari mereka.
Bukalah mata kalian! Lihatlah kenyataan ini!
Wahai muslimah. Mereka juga berusaha menjauhkan kalian dari Islam. Merontokkan rasa bangga pada diri kalian. Merenggut kehormatan kalian. Dan akhirnya melucuti keimanan kalian. Padahal keimanan adalah kebahagiaan dunia dan akhirat.
Ya, sejatinya mereka ingin merusak Islam, salah satunya dengan merusak para muslimah.
Saudariku muslimah, betapa mulianya kalian. Seandainya kalian tahu, kalian itu istimewa. Jika kalian tetap dalam keislaman, terus memupuk keimanan, mempelajari ajaran-ajarannya, mengaplikasikannya dalam kehidupan, dan ikut mengajak saudari kalian yang lainnya untuk menetapi kebenaran. Betapa bahagianya.

sumber: anwarsuradi.blogspot.com