Al-Qur'an diturunkan pada malam al-qadr, yaitu sepuluh malam terakhir dari Ramadhan. Fungsi utama al-Qur'an adalah sebagai hudan linnas (Petunjuk bagi manusia), sebagai bayyinat (Penjelas segala sesuatu), dan furqan (Pemisah antara yang BENAR dan yang BATIL).
Al-Qur'an juga sebagai Buku Pedoman (Guidebook/Mannual). Seperti halnya sepeda motor, jika dikatakan bahan bakarnya adalah 'bensin', maka kita harus ikuti. Seandainya kita melanggar, dengan memberi air misalnya. Maka bisa dipastikan kendaraan itu akan rusak. Begitu juga saat al-Qur'an menyebutkan wajibnya jilbab bagi muslimah (misalnya), maka harus diikuti. Bila tidak, maka malapetaka & marabahaya akan menimpa.
Melihat bagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para shahabat mengisi 10 akhir Ramadhan. Maka, beda kita dengan mereka hanyalah tipis. Mereka pada 10 akhir itu semakin meningkatkan kualitas amal mereka, semakin giat membaca al-Qur'an, i'tikaf, dll. Kita (atau sebagian kita) malah sibuk memikirkan bagaimana lebaran. Padahal kita tahu bahwa mereka juga berlebaran.
Kalau mereka bersedih karena akan berpisah dengan Ramadhan. Kita malah merasa senang karena Ramadhan akan berakhir.
Dari 'Aisyah radhiallahu 'anha, dia berkata: Apabila masuk 10 terakhir Ramadhan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengencangkan ikat pinggangnya, menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya. (HR. Al-Bukhari)
Di antara maksud mengencangkan ikat pinggang di sini adalah menambah kesungguhan dalam beribadah. Sebagaian pensyarah hadits mengatakan bahwa maksudnya adalah Rasulullah menjauhi istri-istrinya di waktu itu.
Masih dalam Shahih Bukhari, bahwa Rasulullah menekuni i'tikaf di 10 akhir Ramadhan hingga beliau wafat. Setelah itu, para istri beliau melanjutkan sunnah ini.
Ayo kita teladani Rasulullah & para shahabat!
#hidup_bahagia_dengan_mengikut i_sunnah_nabi
Al-Qur'an juga sebagai Buku Pedoman (Guidebook/Mannual). Seperti halnya sepeda motor, jika dikatakan bahan bakarnya adalah 'bensin', maka kita harus ikuti. Seandainya kita melanggar, dengan memberi air misalnya. Maka bisa dipastikan kendaraan itu akan rusak. Begitu juga saat al-Qur'an menyebutkan wajibnya jilbab bagi muslimah (misalnya), maka harus diikuti. Bila tidak, maka malapetaka & marabahaya akan menimpa.
Melihat bagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para shahabat mengisi 10 akhir Ramadhan. Maka, beda kita dengan mereka hanyalah tipis. Mereka pada 10 akhir itu semakin meningkatkan kualitas amal mereka, semakin giat membaca al-Qur'an, i'tikaf, dll. Kita (atau sebagian kita) malah sibuk memikirkan bagaimana lebaran. Padahal kita tahu bahwa mereka juga berlebaran.
Kalau mereka bersedih karena akan berpisah dengan Ramadhan. Kita malah merasa senang karena Ramadhan akan berakhir.
Dari 'Aisyah radhiallahu 'anha, dia berkata: Apabila masuk 10 terakhir Ramadhan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengencangkan ikat pinggangnya, menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya. (HR. Al-Bukhari)
Di antara maksud mengencangkan ikat pinggang di sini adalah menambah kesungguhan dalam beribadah. Sebagaian pensyarah hadits mengatakan bahwa maksudnya adalah Rasulullah menjauhi istri-istrinya di waktu itu.
Masih dalam Shahih Bukhari, bahwa Rasulullah menekuni i'tikaf di 10 akhir Ramadhan hingga beliau wafat. Setelah itu, para istri beliau melanjutkan sunnah ini.
Ayo kita teladani Rasulullah & para shahabat!
#hidup_bahagia_dengan_mengikut
No comments:
Post a Comment