"Apakah pantas seseorang itu dikatakan berakal, jika dia menjual Surga dengan syahwat yang sesaat?"

Social Icons

"Demi Allah! Eksistensi seorang Pemuda ditentukan oleh Ilmu dan Taqwanya, jika dua hal ini tidak ada, maka sejatinya dia bukanlah pemuda!"
Al-Imam Asy-Syafi'i -rahimahullah-

Pages

Sunday, 7 September 2014

Minta Izin Saat Masuk

Urusan minta izin bukan hanya terbatas saat masuk rumah orang lain. Akan tetapi, urusan ini juga berlaku ketika memasuki rumah yang di dalamnya hanya ada ibu atau saudara perempuan (dari mahram kita).

Sebagaimana diriwayatkan oleh 'Atha' bin Yassar bahwa ada seorang lelaki bertanya kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam,"Apa saya harus meminta izin pada ibuku?" Beliau menjawab,"Ya." Lelaki tadi berkata lagi, "Sesungguhnya ibuku tak punya pembantu selain diriku, apakah aku harus meminta izin setiap kali masuk?" Beliau bersabda,"Apakah kau suka mendapatinya dalam keadaan telanjang?" Lelaki itu menjawab,"Tidak." Beliau berkata,"Maka minta izinlah padanya!" (Imam Al-Bukhari mencantumkan hadits ini dalam Kitab Adab al-Mufrad)

Monday, 28 July 2014

IDENTITAS (2)

Setiap golongan pasti mempunyai identitas. Misal hari ni, pendukung Jokowi tak mungkin sudi dipanggil sebagai pendukung Prabowo. Begitu sebaliknya.

Identitas menunjukkan diri seseorang. Dia merupakan ciri khusus yang membedakannya dari orang lain. Misalnya: nama & no. KTP atau hal lainnya, seperti sifat, prinsip dan kepribadian.

Islam, sebagai satu-satunya jalan hidup yang benar, tentu memiliki identitas khusus. Agar mudah dikenal. Agar mempunyai jati diri yang mandiri. Di antara identitas itu adalah Shalat.

Shalat bisa menjadi pembeda antara muslim dan kafir. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam:
"Sesungguhnya (pembatas) antara seseorang dengan kesyirikan dan kekufuran adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim)
dan sabdany:
"Perjanjian (pembatas) antara kita dengan mereka adalah shalat, maka barangsiapa yang meninggalkannya berarti ia telah kafir.” (HR. Muslim, Ahmad, Tirmidzi, An-Nasa'i & Ibn Majah)

Itu adalah identitas utama. Belum lagi yang lain: pakaian, tingkah laku, dll. Kita harus menjaga identitas kita, agar kita terjaga dengan keislaman kita.

IDENTITAS

Wahai para muslimah!

Jilbab adalah identitasmu. Dengannya kau dikenal. 
Lantas, bagaimana kau bisa dikenal sebagai muslimah tanpa jilbab?
Bagaimana orang membedakan mana muslimah mana bukan?

Ayolah, masih ada waktu tuk perbaiki diri. Allah Maha Menerima taubat!

AL-QUR'AN & LAILATUL QADAR

Al-Qur'an diturunkan pada malam al-qadr, yaitu sepuluh malam terakhir dari Ramadhan. Fungsi utama al-Qur'an adalah sebagai hudan linnas (Petunjuk bagi manusia), sebagai bayyinat (Penjelas segala sesuatu), dan furqan (Pemisah antara yang BENAR dan yang BATIL).

Al-Qur'an juga sebagai Buku Pedoman (Guidebook/Mannual). Seperti halnya sepeda motor, jika dikatakan bahan bakarnya adalah 'bensin', maka kita harus ikuti. Seandainya kita melanggar, dengan memberi air misalnya. Maka bisa dipastikan kendaraan itu akan rusak. Begitu juga saat al-Qur'an menyebutkan wajibnya jilbab bagi muslimah (misalnya), maka harus diikuti. Bila tidak, maka malapetaka & marabahaya akan menimpa.

Melihat bagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para shahabat mengisi 10 akhir Ramadhan. Maka, beda kita dengan mereka hanyalah tipis. Mereka pada 10 akhir itu semakin meningkatkan kualitas amal mereka, semakin giat membaca al-Qur'an, i'tikaf, dll. Kita (atau sebagian kita) malah sibuk memikirkan bagaimana lebaran. Padahal kita tahu bahwa mereka juga berlebaran.

Kalau mereka bersedih karena akan berpisah dengan Ramadhan. Kita malah merasa senang karena Ramadhan akan berakhir.

Dari 'Aisyah radhiallahu 'anha, dia berkata: Apabila masuk 10 terakhir Ramadhan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengencangkan ikat pinggangnya, menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya. (HR. Al-Bukhari)

Di antara maksud mengencangkan ikat pinggang di sini adalah menambah kesungguhan dalam beribadah. Sebagaian pensyarah hadits mengatakan bahwa maksudnya adalah Rasulullah menjauhi istri-istrinya di waktu itu.

Masih dalam Shahih Bukhari, bahwa Rasulullah menekuni i'tikaf di 10 akhir Ramadhan hingga beliau wafat. Setelah itu, para istri beliau melanjutkan sunnah ini.

Ayo kita teladani Rasulullah & para shahabat!

#hidup_bahagia_dengan_mengikuti_sunnah_nabi

Saturday, 31 May 2014

Bilal bin Rabah -radhiallahu 'anhu- Sang Mu'azzin Rasulullah


Bilal bin Rabah-radhiallahu 'anhu-
“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam- mendengar suara sandalnya di surga.”
Sekarang kita bersama seorang lelaki yang Nabi mendengar suara sandalnya di surga. Dialah orang yang mengumandangkan azan pertama kali di atas Ka’bah di baitil haram. Bahkan, dia adalah lelaki yang dirindui oleh surganya Allah Jalla jalaluh. Sekarang kita bersama lelaki dengan julukan ‘Suara Islam’ Shaut al-Islam.
Tidak seorangpun mendengar nama Bilal–radhiallahu ‘anhu-kecuali dia akan merasakan makna kemuliaan dan ketinggian pada jiwanya. Engkau bahkan hampir tak menjumpai seorang muslimpun, walau berlalu masa dan berbeda tempat, pasti mengenal Bilal. Dialah ‘Shautul Islam’ yang memulai di Mekkah hingga mencapai penjuru dunia: Cina, Australia, Amerika, Eropa dan Afrika Selatan. Dialah maula Abu Bakar ash-Shiddiq, dia sang Mu’azzin Rasulullah.
Bilal termasuk As-Sabiquunal Awwalun (Orang-orang yang pertama masuk Islam) yang disiksa karena berada di jalan Allah, menyaksikan perang Badar, dan Nabi –Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersaksi padanya atas berita ditentukannya dia sebagai ahli surga.
Lihat, dia masih berjalan di atas bumi tapi disaksikan sebagai penduduk surga. Meskipun begitu beliau tidak merasa sombong. Bahkan semakin memperbanyak amal shaleh dan ketakwaan. Di antara amalan yang sangat beliau jaga dan tekuni adalah wudhu’. Hampir disetiap keadaannya beliau dalam keadaan berwudhu’. Radhiallahu ‘anhu.
Keutamaan Adzan
Sebelum kita melanjutkan kisah beliau, yang terus menggema –Demi Allah- setiap waktu dan kesempatan, marilah kita menyimak beberapa hadits Nabi–Shallallahu ‘alaihi wa sallam-tentang keutamaan adzan. Agar kita mengetahui bagaimana kedudukan lelaki ini.
Kekasih kita, Muhammad–Shallallahu ‘alaihi wa sallam-bersabda: “Barangsiapa yang adzan selama dua belas tahun, maka dia akan masuk surga, dan dituliskan baginya karena adzannya setiap hari enam puluh kebaikan, dan  karena iqamahnya tiga puluh kebaikan.” (HR. Ibnu Majah dan Al-Hakim dari jalan Ibnu Umar, Shahih al-Jami’ [2006])
Beliau–Shallallahu ‘alaihi wa sallam--juga bersabda: “Seorang mu’azzin itu diampuni tatkala mengumandangkan suaranya dan pahalanya seperti pahala orang yang shalat bersamanya.” (HR. Ath-Thabrani dalam Al-Kabir dari jalan Abu Umamah, Shahih al-Jami’ [3466])
Beliau–Shallallahu ‘alaihi wa sallam--bersabda: “Seorang muazzin itu diampuni seukuran suaranya dan bersaksi atasnya setiap yang basah dan yang kering.” (HR. Ahmad, Abu Daud dan An-Nasa’i dari jalan Abu Hurairah, Shahih al-Jami’ [4466])
Betapa mulia kedudukan mu’azzin. Bilal-radhiallahu ‘anhu-sebagai orang pertama yang mengumandangkan adzan, akan senantiasa mendapatkan pahala adzan selagi adzan itu masih dikumandangkan hingga hari kiamat!
Kisah Keislamannya
Mari kita mulai kisah yang penuh berkah ini dari awalnya.
Dulu, Bilal adalah seorang budak milik Bani Jumah di Makkah, dan ibunya juga termasuk salah satu budak perempuan mereka.
Konon, beliau mendengar kabar Nabi dari pembicaraan tuannya, Umayyah bin Khalaf–Salah seorang pembesar bani Jumah-bersama kawan-kawannya dan para pembesar dari qabilahnya. Hati mereka telah penuh dengan kegeraman dan kebencian kepada Nabi –Shallallahu ‘alaihi wa sallam--.
Meskipun begitu, mereka tidak mengingkari sedikitpun keamanahan, kejujuran, kejantanan dan akhlak mulia Nabi–Shallallahu ‘alaihi wa sallam--serta ketajaman dan kejernihan akal beliau. Semua hal tersebut sampai ke telinga Bilal –radhiallahu ‘anhu- hingga dia merasakan di dalam dirinya bahwa agama ini adalah agama yang haq (benar) dan Nabi ini adalah penuntun jalan yang Allah utus kepada umat itu untuk membebaskannya dari kegelapan Jahiliyyah kepada cahaya Tauhid. Dialah Nabi yang mengajak kepada surganya Allah ‘Azza wa Jalla.
Maka Bilal menjawab panggilan kebenaran ini dan melapangkan dadanya seluruhnya untuk menerima cahaya ini. Cahaya yang datang dengannya Nabi–Shallallahu ‘alaihi wa sallam--dari sisi Rabb Semesta alam.
Beliaupun mendatangi Nabi–Shallallahu ‘alaihi wa sallam--dan mengumumkan keislamannya. Maka dia merasa baru dilahirkan kembali seketika itu.
Semoga Allah meridhai beliau dan juga sekalian shahabat.
______
Diterjemahkan dari Kitab Ashhabu ar Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam Karya Mahmud al-Mishri (Abu ‘Ammar). Hal.386-387. Dengan sedikit penyesuaian.

Friday, 23 May 2014

Hakikat Tilaawah Al-Qur'an


           Dalam beberapa ayat Al-Qur'an disebutkan bahwa mengikuti Kitab-Nya adalah membacanya (tilaawah). Pelaku tilaawah ini dipuji Allah dalam firman-Nya,
إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ...
"Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah." (Faathir: 29)
Dan dalam firman-Nya,
الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلاوَتِهِ أُولَئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ...
"Orang-orang yang Kami berikan kitab, lalu membacanya dengan sebenar-benarnya, mereka itulah orang-orang yang beriman kepada kitab itu." (al-Baqarah: 121)
Artinya, mereka benar-benar mengikuti Kitab-Nya. Allah SWT juga berfirman,
اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلاةَ ...
"Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al-Qur'an) dan dirikanlah shalat." (al-'Ankabuut: 45)
إِنَّمَا أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ رَبَّ هَذِهِ الْبَلْدَةِ الَّذِي حَرَّمَهَا وَلَهُ كُلُّ شَيْءٍ وَأُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ مِنَ الْمُسْلِمِينَ .وَأَنْ أَتْلُوَ الْقُرْآنَ فَمَنِ اهْتَدَى فَإِنَّمَا يَهْتَدِي لِنَفْسِهِ وَمَنْ ضَلَّ فَقُلْ إِنَّمَا أَنَا مِنَ الْمُنْذِرِينَ.
"Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri ini (Mekah) Yang telah menjadikannya suci dan kepunyaan-Nyalah segala sesuatu. Aku diperintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri dan supaya aku membacakan Al-Qur'an." (an-Naml: 91-92)
Hakikat tilaawah dalam ayat-ayat tersebut adalah tilaawah yang sesungguhnya yang mencakup arti tilawah secara keseluruhan, yaitu membaca makna dan lafalnya. Tilaawah lafal adalah bagian dari tilaawah itu sendiri. Dan maksud dari tilaawah ini adalah mengikuti apa yang termaktub. Seperti dikatakan oleh orang-orang Arab, "Atluu atsara fulaan, wa talautu aatsarahu," yang berarti "Qafaitu atsarahu wa qashashtuhu, 'Saya mengikuti jejak si fulan.'" Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT,
وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا . وَالْقَمَرِ إِذَا تَلاهَا.
"Demi matahari dan cahayanya di pagi had dan bulan apabila mengiringinya." (asy-Syams: 1-2)
Artinya, setelah matahari terbenam, maka di belakangnya bulan terbit. Orang Arab berkata, "Jaa'al-qaumu yatluu ba'dhuhum ba'dhan Sekumpulan orang datang silih berganti." Pembaca disebut dengan taaliyan karena dia mengikuti huruf demi huruf, tidak membacanya sekaligus tetapi mengikutkan satu huruf dengan huruf lainnya secara teratur. Setiap satu huruf atau satu kalimat selesai, maka huruf atau kata lain mengikutinya. Dan, tilawah dalam makna ini adalah wasilah.
Sedangkan yang dimaksud di sini adalah tilaawah hakiki. Yaitu, membaca maknanya dan mengikutinya, dengan membenarkannya, menunaikan perintahnya, menjauhi larangannya, dan patuh kepadanya kemana saja dia menuntun. Jadi tilaawah Al-Qur'an meliputi tilaawah lafal dan maknanya. Tilaawah makna lebih mulia dari-pada sekedar tilaawah lafal. Orang yang melakukan tilawah makna, adalah ahli Al-Qur'an yang berhak menerima pujian di dunia dan di akhirat. Mereka itulah ahli tilaawah dan pengikut Al-Qur'an yang sesungguhnya. [1]
* * *


[1] Ibnu Qayyim Al-Jauziyah. Kunci Kebahagiaan (Miftah dar as-Sa’adah), (Jakarta: AKBAR, 2004), Hal. 91-92

Sunday, 11 May 2014

Saudariku, Jangan Kalian Meniru Wanita Jahiliyah Modern! Bag.1

Ketagihan adalah satu dampak negatif media sosial. Satu dampak negatif lainnya yang lebih berat mudharatnya adalah timbulnya fitnah pada diri pribadi, keluarga hingga negara.
Saudariku, Jangan Kalian Meniru Wanita Jahiliyah Modern!
ILUSTRASI
Wahai saudariku, kau adalah wanita Mukminah. Isi akun-akunmu menunjukkan isi hati dan pikiranmu, maka hati-hatilah menulis sesuatu

(Halaman 1 dari 2)
Oleh: Abdullah al-Mustofa
SEORANG akhwat aktivis dakwah di akun Facebook-nya mengeluhkan ada seorang laki-laki tak dikenal mengirim pesan singkat berisi kata-kata yang kurang berkenan di hatinya ke nomor HP (handphone) nya. Padahal, katanya, dia tidak pernah memberikan nomor HP sembarangan kepada laki-laki. Jika akunnya dilihat, dia suka mengupdate akunnya dengan tulisan dan foto-foto selain yang berkaitan dengan hal-hal yang penting seperti dakwah dan ilmu, juga hal-hal yang remeh-temeh seperti aktivitas makan, makanan yang disukai dan jalan-jalan.
Seorang istri dari ustadz kaliber internasional juga mengeluhkan di status Facebook-nya ada laki-laki yang mengomentari dengan kata-kata yang kurang berkenan di hatinya. JIka dilihat, di akunnya dia suka dan sering mengupdate statusnya dengan tulisan dan foto-foto aktivitas-aktivitas pribadi dan keluarga  seperti jalan-jalan dan rekreasi.

Saudariku, Jangan Kalian Meniru Wanita Jahiliyah Modern! Bag.2


Saudariku, Jangan Kalian Meniru Wanita Jahiliyah Modern!
ILUSTRASI
Wahai saudariku, kau adalah wanita Mukminah. Isi akun-akunmu menunjukkan isi hati dan pikiranmu, maka hati-hatilah menulis sesuatu

(Halaman 2 dari 2)
Ajakan dan Harapan
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آَبَائِهِنَّ أَوْ آَبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنََ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى عَوْرَاتِ النِّسَاءِ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Artinya: Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. An-Nuur [24]:31)
Dalam ayat di atas, Allah Subhanahu Wata’ala memberikan beberapa perintah dan larangan untuk ditaati wanita-wanita beriman yang hidup pada masa diturunkannya ayat di atas, pada masa kini hingga akhir jaman. Salah satu larangan Allah Subhanahu Wata’ala adalah meniru perbuatan wanita-wanita jahiliyah di masa Rasulullah saw, berupa memukulkan atau menghentakkan kaki di tanah ketika berjalan agar diketahui gelang yang mereka pasang di pergelangan kaki.
Para wanita jahiliyiah di masa itu mempunyai kesukaan caper  dari laki-laki. Cara-caranya belum secanggih, semasif dan seinstan jaman ini. Cara-caranya masih sangat sederhana. Ada beragama cara, salah satunya adalah dengan membunyikan suara gemerincingan gelang di kaki mereka dengan menghentakkan kaki ketika berjalan.
Wahai saudariku, kau adalah wanita Mukminah. Isi akun-akunmu menunjukkan isi hati dan otak kalian,

Siapa Teman Terbaikmu?



Seorang teman, sedikti banyak, akan memiliki pengaruh pada diri seseorang. Baik dari sisi mental maupun spiritual. Tak jarang, seorang pengecut menjadi preman karena terpengaruh oleh kawan dekatnya yang begundal. Sebaliknya, teman shalih akan memberikan pengaruh kepada siapa yang berkawan dengannya.

Seorang muslim pasti menginginkan teman yang baik. Yaitu teman yang dapat melengkapi dan mensupportnya dalam menyempurnakan suatu tujuan. Namun untuk menentukan ciri teman yang baik sangatlah relatif, apalagi teman yang terbaik. Kerena terkadang seseorang sudah dianggap sebagai teman yang baik, sudah diberikan kepercayaan penuh, ternyata ujung-ujungnya malah berkhianat.

Pendeta Sily : Karena Tidak Bisa Menjawabnya, Maka Aku Menyatakan Diri Masuk Islam


Oleh Hasyim Sarhan
Kisah ini adalah kisah yang menakjubkan seputar hidayah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kalau sekiranya saya tidak mengalami dan mendengarnya langsung, niscaya tidak ada seorangpun yang saya percayai. Kisah ini bermula ketika saya menjadi Direktur Rabithah Al ‘Alam Al Islamy di Johannesburg Afrika Selatan.
Peristiwa ini terjadi pada tahun 1996 ketika musim dingin. Keadaan hari itu diliputi mendung dan angin yang kencang. Ketika saya menunggu kedatangan seseorang yang sudah ada janji sebelumnya, maka istriku menyiapkan hidangan makan siang untuk menghormatinya. Janji tersebut  adalah dengan seseorang yang memiliki hubungan kekerabatan dengan mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela. Orang tersebut adalah seorang penginjil; penyebar agama Nashrani, ia adalah seorang pendeta

Saturday, 10 May 2014

Mengenal Jahiliyyah


JAHILIYYAH
Kita sering mengidentikkan kata jahiliyyah dengan kebodohan. Memang kebodohan merupakan salah satu arti jahiliyyah. Namun kita tidak boleh lalai bagaimana sebenarnya maksud kata jahiliyyah ini di dalam Al-Qur’an.
Di dalam Al-Qur’an kata jahiliyyah disebutkan pada beberapa tempat. Secara garis besar jahiliyyah bisa dijelaskan dalam 3 hal, yaitu tabarruj, hukum yang kontradiktif dengan Al-Qur’an dan memperdebatkan kebenaran.
a.      Tabarruj
Tabarruj maksudnya ialah berhias, berdandan dan bertingkah laku maupun berpakaian, kebiasaan tabarruj ini ialah kebiasaan jahiliyyah.
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الأولَى وَأَقِمْنَ الصَّلاةَ وآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا.(33)
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait  dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya. (QS. Al Ahzab [33]:33)

b.      Hukum yang bertentangan dengan Al-Qur’an dan Sunnah
Membuat hukum adalah wewenang Allah, sehingga tidak ada seorangpun yang boleh mengada-adakannya. Setiap hukum yang bertentangan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah adalah hukum jahiliyyah, disini termasuk sistem Negara yang menganut hukum tersebut.
Allah Ta’ala berfirman :
أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ.(50)
Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?(QS. Al Ma’idah [5]:50)
Allah menantang siapapun yang berani membuat hukum selain hukum-Nya.

Sunday, 4 May 2014

BAHAYA TIDAK BERIMAN PADA AL-QUR’AN


بسم الله الرحمن الرحيم

Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta." Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?" Allah berfirman: "Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan." (QS. Thaha [20] : 124-126)
Siapapun yang berpaling dari peringatan akan dibutakan. Siapa yang sesat?
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. (QS. Al Ahzab [33]:36)
Inilah ketetapan mutlak, tidak boleh lagi diganggu gugat. Ceritakan pada orang lain.

Saturday, 19 April 2014

Bersatulah Wahai Umat Islam


BERSATULAH HAI UMAT ISLAM!

Kepada setiap jiwa yang Islam!
Kepada setiap jiwa yang hidup dalam Islam!
Kepada setiap jiwa yang ingin hidup dengan Islam!
Kepada setiap jiwa yang ingin belajar Islam!
Kepada setiap jiwa yang ingin menegakkan Islam!
Kepada setiap jiwa yang berjuang menegakkan Islam!
Kepada setiap jiwa yang ingin berdakwah Islam!
Kepada setiap jiwa yang ingin mati dalam Islam!
Kepada setiap jiwa yang ingin kembali pada Islam!
Kepada setiap jiwa yang ingin berjumpa dengan Allah!
Kepada setiap orangtua yang ingin anaknya mendoakan ampunan baginya
Kepada setiap orangtua yang peduli pada masa depan anaknya!
Kepada setiap orangtua yang peduli pada keislaman anaknya!
Kepada setiap jiwa yang telah bersyahadat!

Kami menyeru kalian dengan Islam!
Mengajak kalian pada Islam!
Menantikan kehadiran kalian dalam perjuangan menegakkan Islam!
Memanggil kalian untuk bersama-sama mencapai ridha Allah!
Memahami dan mengamalkan syahadatain serta mengajak orang lain untuk melakukan itu!
Dimana TENTARA Allah!
Ttd. FORUM REMAJA CINTA QUR’AN (FRCQ)

Friday, 11 April 2014

AURAT LELAKI


AURAT LELAKI
Islam adalah agama sebagai konsep hidup yang benar. Mengatur seluruh segi kehidupan, mulai dari aqidah, akhlak, ibadah, muamalah dan sebagainya. Salah satu perkara yang sangat diperhatikan oleh Islam adalah perkara aurat. Sebagai agama yang sempurna, Islam telah menjelaskan permasalahan ini dengan begitu detail.
Ketika kita mencari pembahasan ini, sangat jarang kita temui. Umumnya berbicara tentang aurat bagi perempuan, karena memang merekalah yang terbesar masalahnya. Namun, apakah aurat lelaki kita anggap kurang penting untuk dibahas? Ingatlah, sudah lewat sebelum kita suatu kaum yang Allah balikkan tanah mereka berpijak dan menghujani mereka dengan api dari langit. Mereka itulah kaum Sodomi atau Liwath.
Siapa yang memerintahkan untuk menutup aurat?
Satu-satunya yang berhak mengatur syari’at adalah Allah Ta’ala. Allah berfirman :

ADAB-ADAB ISLAMI


ADAB-ADAB DALAM ISLAM[1]
       Berikut adalah beberapa hadits yang berkaitan dengan adab-adab dalam Islam. Semoga kita diberi kemudahan untuk mengamalkannya.
1.      Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa meminta perlindugan kepadamu dengan nama Allah, lindungilah dia; barangsiapa meminta sesuatu kepadamu dengan nama Allah, berilah dia; barangsiapa berbuat baik kepadamu, balaslah dia, jika engkau tidak mampu, berdoalah untuknya." Riwayat al-Baihaqi.
2.      Dari Abu Dzar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Janganlah engkau memandang rendah bentuk apapun dari kebaikan, walaupun engkau hanya bertemu dengan saudaramu dengan muka manis." Riwayat Muslim.
3.      Dari Abdullah Ibnu Amar Ibnu al-'Ash Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Termasuk dosa besar ialah seseorang memaki orang tuanya." Ada seseorang bertanya: Adakah seseorang akan memaki orang tuanya. Beliau bersabda: "Ya, ia memaki ayah orang lain, lalu orang lain itu memaki ayahnya dan ia memaki ibu orang lain, lalu orang itu memaki ibunya." Muttafaq Alaihi.

ABU UBAIDAH BIN AL-JARRAH -radhiallahu 'anhu- "ORANG KEPERCAYAAN UMMAT'


بسـم اللـه الرحمن الرحيـم
Abu Ubaidah ibnul Jarrah d, seorang sahabat nabi yang mulia. Nama beliau ‘Amir bin ‘Abdillah bin al-Jarrah bin Hilal bin Uhaib bin Dhabbah bin al-Harits bin fihr bin Malik bin An-Nadhr bin Kinanah bin Juzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin ‘Adnan, al-Qurasyiyy al-Fihriyy al-Makkiyy. Nasab beliau bertemu dengan Nabi s pada Fihr.[1] Beliau d termasuk dalam golongan as-Sabiqunal Awwalun (yang pertama-tama masuk Islam). Beliau juga termasuk dari sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga. Beliau seorang penunggang kuda yang telah memimpin beberapa peperangan, di antaranya perang Yarmuk, bersama dengan empat panglima yang lainnya, yaitu Yazid bin Abi Sufyan, Ibnu Hasanah, Khalid bin Walid dan Iyad.[2]
Abu Ubaidah d disifati dengan orang yang memiliki akhlak-akhlak mulia, kelembutan dan kesantunan serta ketawadhu’annya.
Suatu ketika Rasulullah s bersabda tentangnya, “Sesungguhnya setiap umat memiliki orang kepercayaan, dan orang kepercayaan ummat ini adalah Abu Ubidah ibnul Jarrah.”
Abu Ubaidah d juga seorang lelaki yang dikagumi Umar bin al-Khaththab d. Saat berdiskusi dengan Abu Bakar d tentang kekhalifahan, Umar d pun mengusulkan nama Abu Ubaidah. Bahkan hingga setelah beliau wafat, ketika Umar d sedang duduk-duduk dengan sahabat yang lain (saat itu menjabat sebagai khalifah) beliau berkata kepada mereka: “Berangan-anganlah kalian!” Maka seorang dari mereka ada yang berharap memiliki harta simpanan yang banyak untuk diinfakkan. Sebagian lagi berharap mendapat emas yang banyak supaya bisa bersedekah dengannya. Kemudian mereka berkata, “Berangan-anganlah engkau wahai Amirul Mu’minin.” Beliau berkata, “Aku berharap di setiap rumah-rumah ini penunggang kuda seperti Abu Ubaidah.” Kenapa? Karena sedikitnya lelaki perwira yang hidup di suatu masyarakat!!
Sebab satu orang yang berlaku shidiq (benar) terhadap (perintah dan larangan) Allah, berkorban untuk membela aqidah yang diyakininya terkadang dapat merubah keadaan masyarakat secara keseluruhan.
Abu Ubaidah d juga menjadi salah satu model pengamalan aqidah wala’ dan bara’ (loyalitas dan disloyalitas), yaitu saat perang Badar beliau memerangi ayahnya sendiri yang saat itu berperang dari kubu orang kafir. Banyak riwayat-riwayat dari mufassirin yang menunjukkan bahwa ayat berikut turun berkait dengan perbuatan beliau ini.
“Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat,  saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang tersebut adalah bapak-bapak, atau anak-anak, atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka sendiri. Mereka itulah yang Allah telah menanamkan  keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang dari pada-Nya. Dan Dia memasukkan mereka ke dalam Jannah  yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun puas terhadap (limpahan rahmatNya). Mereka itulah hizbullah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itulah golongan yang beruntung”. (Qs. Al Mujaadilah: 22).

Beliau juga dikenal sebagai orang yang adil, sebagaimana ditunjukkan dalam sejarah ucapan orang-orang nashara di Syam. Saat Abu Ubaidah d mengembalikan Jizyah mereka karena merasa tak dapat lagi melindungi mereka dari serangan tentara Romawi. Sungguh, keadilan kalian lebih kami sukai daripada kezhaliman penguasa-penguasa kami".
Abu Ubaidah d hanya sedikit meriwayatkan hadits, di antaranya adalah hadits tentang pengabaran Dajjal. Di antara ciri fisik beliau adalah bertubuh kurus dan memiliki jenggot yang tipis. Di antara perkataan yang menunjukkan kezuhudan beliau, Mamar berkata: dari Qatadah, Abu Ubaidah bin al-Jarrah berkata: Saya berangan-angan menjadi seekor kambing saja, kemudian keluargaku menyembelihku dan memakan dagingku dan meminum kuahku.
Dan berkata Imran bin Husein: Saya berangan-angan bahwa diriku adalah pasir yang diterbangkan angin.[3]
Beliau d wafat pada tahun 18 H saat itu mencapai umur 58 tahun. Semoga Allah meridhai para sahabat yang telah berjuang menyampaikan risalah Islam. Melalui merekalah kita merasakan manisnya nikmat hidayah ini.
Shalawat beserta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad beserta keluarga dan para sahabatnya, juga kepada orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari kiamat.
***
Oleh : Ibnu Surapati


[1] Siyar A’lam an-Nubala’ (2/2640), Imam Az-Zahabi, 2004. (Penerbit: Bait al-Afkar ad-Dauliyyah, Lebanon) Juz Ke-2. Hal. 2107.
[2] Tafsir Ibnu Katsir Juz 4.
[3] Siyar A’lam An-Nubala’. Juz 2 Hal. 2110.

Wednesday, 2 April 2014

Asa

Berhati-hatilah
Pilah dan pilih
Tak perlu menatap batuan besar
Karena asa bermula dari kerikil jua

Ncue Tarra

Saturday, 29 March 2014

Puisi Untuk Sahabatku


Puisi untuk sahabatku
Coretan : Ibnu Surapati
12 Juli 2010

Kadang luka kadang suka
Aku senang melihat kamu semua bahagia
Kebersamaan membuat aku sadar
Persahabatan adalah berbagi
Persahabatan bukanlah ikan teri
Dan aku mengerti 
Sahabat yang berbagi itu adalah 'kita'
ya.. 'kita'
Bukan 'dia' , 'kamu' , atau 'saya'
Tetapi kebersamaan sahabat itu adalah kita.

Saturday, 15 March 2014

ADAB UKHUWAH DALAM ISLAM (2)



Ikhwati fillah, setelah kita membahas tentang adab ukhuwah pada episode yang lalu, rasanya belum terlalu lengkap. Un tuk itu, demi memperkuat ukhuwah kita (khususnya di Ma’had ini) penulis memandang perlu untuk melanjutkan tema ini.
9.    Tidak mengambil milik saudaranya kecuali atas ridha dan izinnya
Kepemilikan merupakan suatu hal yang sangat dijaga dalam Islam. Dalam sebuah hadits Rasulullah s bersabda, : “Diharamkan bagi seorang muslim atas muslim yang lainnya: darahnya, hartanya dan harga dirinya.” (HR. Muslim)
Dari Abu Umamah al-Haritsi Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa mengambil hak milik seorang muslim dengan sumpahnya, maka Allah mengharuskan dirinya masuk neraka dan mengharamkan baginya surga." Ada seseorang bertanya: Walaupun sedikit, wahai Rasulullah?. Beliau menjawab: "Walaupun sepotong dahan pohon arak." (HR. Muslim)
10.  Mendo’akan kebaikan untuknya
Cinta dalam keimanan menjadi salah satu indikasi benarnya iman. Cinta pada Allah, Rasul-Nya dan kaum mu’minin. Salah satu bentuk cinta kita terhadap saudara seiman adalah mendo’akan kebaikan untuknya, meskipun dia tidak di sisi kita. Bahkan ini lebih baik, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits.
“Do’a seorang muslim untuk saudaranya yang tidak hadir dikabulkan oleh Allah.” (HR. Ahmad)
11.  Saling tolong menolong dalam kebaikan
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (QS. Al-Ma’idah : 2)

Dalam sebuah riwayat Rasulullah s bersabda: “Seorang mukmin terhadap mukmin lainnya seumpama bangunan saling mengokohkan satu dengan yang lain. (Kemudian Rasulullah Saw merapatkan jari-jari tangan beliau).(Mutafaq'alaih)

12.  Menasihatinya ketika dia meminta nasihat
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Hak seorang muslim terhadap sesama muslim ada enam, yaitu bila engkau berjumpa dengannya ucapkanlah salam; bila ia memanggilmu penuhilah; bila dia meminta nasehat kepadamu nasehatilah; bila dia bersin dan mengucapkan alhamdulillah bacalah yarhamukallah (artinya = semoga Allah memberikan rahmat kepadamu); bila dia sakit jenguklah; dan bila dia meninggal dunia hantarkanlah (jenazahnya)". (HR. Muslim)
(Seorang itu tak dikatakan mengetahui (‘alim) sampai dia mengamalkan ilmunya)                                                                                                                      Bersambung ...